Kampanye hitam dan negatif semakin meresahkan warga. Apalagi
lebih parahnya di media TV, koran bahkan di media online. Salah satunya adalah
pengamat politik
Awas ada pengamat politik palsu alias abal-abalan alias
bayaran. Misalnya ada Capres A berpasangan dengan B dan Capres C berpasangan
dengan D. Saluran TV menyuruh pengamat
politik si J untuk berbicara lawannya ada kekurangannya, dan melebih-lebihkan
kelebihan si Capres A. Padahal sering sekali Capres A lebih banyak kekurangan
daripada lawannya. Atau wartawan menyuruh pengamat politik si J untuk
berbicarakekurangan capres C. Padahal pengamat politik J mengatakan kekurangan
si Capres A. Tapi karena pengamat politik adalah mata duitan, maka ia
melebih-lebihkan si capres A dan menyudutkan capres C (padahal dalam hatinya
melebihkan C dan A serta kekurangan capres mereka masing-masing). Atau pengamat
politik J mengatakan kekurangan dan kelebihan capres mereka masing-masing. Tapi
pihak statsiun TV mencutting is berita kekurangan capres A dan kelebihan capres
C. Yang lebih parah lagi, ada stasiun TV yang tidak pernah beritakan lawan
politiknya bahkan kalau mau beritanya pasti negatif.
Terus terang saja saya benci media yang banyak unsur
politik, saling menyerang satu sama lain, pembodohan bangsa, yang berunsur
kampanye hitam. Pendemo yang melaporkan salah satu capres pun adalah pendemo
bayaran. Bahkan beberapa pengamat ternyata tim sukses salah satu capres. Yang
harusnya menjadi media wawasan, malah jadi kebodohan bangsa itu sendiri
gara-gara berita yang tidak berimbang. Tetapi jika ditegur komisi pusat seperti
KPU dan KPI pun juga tidak efektif karena politik alias membantah teguran
tersebut. Semakin ditegur semakin pula ketidaknetralannya menjadi-jadi.
Banyak media yang menutup-nutupi capres masing-masing.
Masing ada yang netral dan juga ada yang menyerang salah satu capres. Sekarang
masyarakat sudah bisa bedakan mana berita yang netral dan mana berita yang
tidak netral serta membandingkan berita dengan kampanye hitam.
Beberapa tips cara memilih/mengamati media yang terbaik:
1.
Lihatlah artikel berita media masing-masing.
Jika mengatakan hanya salah satu capres, sementara capres satunya lagi tidak
ada kekurangan, maka dianggap kampanye hitam.
2.
Bandingkan dengan media lain. Misalnya media G
dan H. Jika tidak sama, berarti ada ketidakseimbangan berita.
3.
Carilah pengamat politik di media. Jangan
politik itu adalah pendukung atau tim salah satu capres.
4.
Jika didebat atau program diskusi pembicaraan
saling memojokkan capres tersebut dipotong-potong pembicaraan, jangan ditonton
karena dapat merusak generasi bangsa.
5.
Yang terakhir, jangan mudah percaya terhadap
media yang selalu menyerang capres tersebut.
Demikian tips ini saya sampaikan, semoga
masyarakat bebas dan lega dari kampanye hitam untuk indonesia yang lebih baik.
No comments:
Post a Comment